Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2014

Generasi Apatis

Akhir-akhir ini remajaseperti kita banyak disorot oleh generasi yang lebih tua. Kita dianggap hidup dizaman di mana kita diberi banyak fasilitas kemudahan sehingga kita tumbuh menjadi generasi yang tidak terbiasa berusaha keras, mudah menyerah, dan suka melempar tanggung jawab. Remaja masa kini dianggap sebagai generasi hedonis yang obrolanya hanya seputar music, film, atau pacar. Dianggap generasi yang tidak peka terhadap lingkungan sekitar, hanya mengeluh dan protes, tapi jarang memberikan sumbangsih. Media yang gencar dalam mempertontonkan hedonism telah mampu memngaruhi banyak remaja menjadi pemuda yang hanya memikirkan bagaimana caranya bersenang senang, yang tidak peduli dengan lingkungan sekitar. Slogan “cuek is the bast” (tidak peduli adalah tindakan terbaik) pun menjadi sikap yang dipilih, tidak mau repot mengurusi  orang lain walau orang lain itu benar benar butuh teguran atau bantuan kita. Mungkin beberapa diantara kita masih ada yan heran: kenapa sih ada banyak or

Kakek Berusia 10 Tahun

Oleh: Sanwani, SH Dikisahkan, di bawah pohon yang rindang tampak sekelompok anak-anak sedang menyimak pelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Diantara anak-anak itu, terlihat seorang kakek duduk di sana. Seusai pelajaran, seorang pemuda penasaran menghampiri dan bertanya kepada si kakek. “kek, apakah kakek seorang guru?” “bukan…., akau bukan seorang guru. Aku juga sedang belajar, sama dengan anak-anak itu”. “Lho, memangnya berapa umur kakek?”  “Umur kakek tahun ini, tepat 10 tahun. “Ah….., kakek bercanda! Perkiraanku, umur kakek sudah 70 tahunan…..? “ Ha ha ha, tebakanmu benar! Bila dihitung  dari saat kakek lahir hingga kini, umur kakek memamng 70 tahun. Tetapi, 60 tahun yang telah dilewati jangan di hitung. Yang benar-benar dapat di hitung adalah kehidupanku 10 tahun terakhir ini. Si pemuda menunjukan wajah yang kebingungan. Ia pun bertanya, “Apa artinya kek?”

Kegagalan Bukan Akhir Segalanya

Gagal ? siapa sih, yang tidak akan pernah merasakan ? lebih baik pernah mencoba tetapi gagal, dari pada tidak pernah berbuat apa apa. Kegagalan adalah bagian dari dinamika hidup. Anggap saja kegagalan sebagai batu sandungan. Siapa saja merasa terpukul, kecewa berat n’ patah semangat. Baca dulu nih …..Insya Allah bisa meringankan.         1.       Jangan Putus Asa Selalu ada jalan n’ selalu ada hikmah. Relistis saja, dunia tidak selebar daun kelor. Masih ada harapan esok untuk memperbaiki. Kegagalan bukanlah aib. Maju terus pantang mundur.         2.       Belajar Dari Kesalahan Experience is the bast teacher and nobody’s perfect in this world. It’s okay if made a mistake than none. Pelajari, kenapa kita gagal, cermati perbaiki kesalahan itu.         3.       Berfikir Positif Lihatlah segalanya dengan berfikir positif thinking. Perangisetiap asumsi, prasangika, persepsi negative yang muncul. Karna ia hanya akan menjadi benalu yang merugikan.         4.       B

Agar Ukhuwah Tetap Terasa Indah

Oleh: Arfiandi Ukhuwah itu indah. Ukhuwah itu menguatkan. Dengan ukhuwah, segalanya menjadi lebih mudah. Ada kebersamaan yang meringankan beban. Ada tempat untuk berbagi dan mencurahkan isi hati. Ada tempat yang tepat untuk mencari solusi. Jika ikhuwah telah menjadi dasar dalam berjamaah, sengguh bukan hanya romantisme yang di cipta. Ia bahkan menjelma menjadi surga. Taman yang nyaman untuk melepas penat penat jiwa. Lalu menggemuruhkan semangat juang demi mencapai cita. Seperti halnya kisah nyata dari seorang muslimah yang merasakan begitu kuat dan indahnya ikatan ukhuwah di daerah yang jaauh dari ibu kota. Ia seorang akhwat. Kepala sekolah. Hari itu ia mendapatkan undangan pelatihan dari JSIT ( Jaringan Sekolah Islam Trpadu ) provinsi. Tetu ia senang dengan undangan itu. Namu juga risau. Senang karna ia tau pelatihan itu bisa meng up-grade dirinya. Banyak materi, wawasan baru, dan pengalaman berharga yang akan ia dapatkan dari sana ia berharap sekolah islam terpadu yang dia