Pengertian
Bid’ah
Ibnu
Manzhur berkata: “Bada’asy syai-a, yabda’uhu bad’an wabtada’ahu; artinya
menciptakan sesuatu atau mengawali penciptaan sesuatu. Badda’ar rakiyyah,
artinya menggali sumur dan membuatnya Al-Badii’u dan Al-Bid’u, artinya
sesuatu yang menjadi awal permulaan.
Dalam
Al-Quran disebutkan:
“Katakanlah,
aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul. dan aku tidak tau apa yang akan diperbuat terhadapku dan terhadapmu. Aku hanyalah mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku, dan aku hanyalah pemberi peringatan yang menjelaskan.” (Q.S. Al-Ahqaaf:9)
Maksudnya, akau (Nabi Muhammad) bukanlah Rasul pertama yang diutus, melainkan banyak Rasul-rasul sebelumku yang telah di utus pula.
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ
عَبْدِ اللهِ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ : قَالَ رَسُوْلُ الله صلى
الله عليه وسلم : مَنْ أَحْدَثَ فِي أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ
فَهُوَ رَدٌّ. [رواه البخاري ومسلم وفي رواية لمسل
Dari Ummul Mukmin Abdillah, Aisyah ra, ia berkata, “Rasulullah SAW
bersabda, “Barang siapa mengada-adakan dalam urusan Agama kami ini sesuatu yang
bukan berasal darinya (Rasulullah), maka tertolak.” (HR Bukhari dan Muslim)
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ
عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَد
Dalam Riwayat Muslim: “Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak
berdasarkan pada urusan (Agama) kami, maka amalan itu tertolak.”
Sabda Rasulullah: “Sesungguhnya perkara yang paling buruk adalah perkara
yang di ada-adakan, dan seluruh bid’ah (perkara yang diada-adakan ) adalah
sesat, dan setiap kesesatan itu akan menjerumuskan ke-Neraka, juga peringatan
beliau terhadapa perkara yang di ada-adakan, semua itu adalah penegesan
Rasulullah. Jika demikian, tidak seorangpun boleh menolak apa yang di tunjukan
nash ini, yaitu celaan terhadap bid’ah. Siapa saja yang membantahnya berarti ia
termasuk salah seorang penantang As-Sunnah.
Kesimpulan:
Hendaknya Ibadah yang kita laksanakan haruslah berpedoman pada Al-Qur’an
dan As-Sunnah.
Komentar